JAKARTA - SKK Migas menyatakan peran pemerintah
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
cukup besar. Di mana, pemerintah membeli BBM Rp10.000 per liternya,
namun dijual ke masyarakat hanya Rp6.500 per liternya.
Hal
tersebut diperuntukan hanya untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat
yang mungkin sebagian dari masyarakat itu tidak mengetahui bahwa peranan
pemerintah cukup penting dalam memberikan subsidi.
"Harga feul itu sekarang USD120-USD125 per barel, itu sama dengan pemerintah membeli feul Rp10.000
per liter, Rp6.500 itu karena subsidi," kata Kepala Humas SKK Migas
Elan Biantoro di Kantornya, Jakarta, Senin (30/12/2013).
Elan
mengakui, hampir setiap tahunnya kebutuhan akan BBM selalu mengalami
peningkatan. Hal tersebut semakin parah ketika pada faktanya kebutuhan
BBM selalu melampaui target pemerintah.
Akan tetapi, menurut
Elan, pemerintah bisa saja memperbaiki situasi ini, hanya saja syaratnya
harus membangun kilang minyak. Jika kilang minyak semakin banyak, maka
pemerintah tidak harus mengimpor feul lagi, namun bisa dalam bentuk minyak mentah atau crude.
Pasalnya,
pembangunan kilang minyak di Indonesia terakhir kalinya dibangun pada
20 tahun silam, atau sekitar tahun 1993. Dirinya menambahkan, saat ini
juga pemerintah lebih banyak mengimpor feul dibandingkan impor crude.
"Kilang kita segitu-gitunya dan kebutuhan terus naik, kalau kita hanya impor crude, kita hanya bayar USD100 per barel, itu jauh lebih murah,
sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/12/30/19/919371/ri-harus-punya-kilang-yang-banyak
No comments:
Post a Comment