Peranan Pemeriksaan Operasional Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi Dan Efektivitas Pemberian Kredit
Latar Belakang
Masalah
Dalam usaha
mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat,
maka pemerintah mengarahkan
khususnya pada
bidang
ekonomi, dimana pemerintah
memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap
pertumbuhan ekonomi serta
menciptakan iklim yang sehat
bagi
perkembangan di dunia usaha yang dilaksanakan melalui langkah-langkah
dan kebijaksanaan untuk mencapai laju
pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan
yang diharapkan.
Diantara berbagai kebijakan ekonomi
yang
dilaksanakan, bidang perbankan
merupakan salah satu bidang
yang mendapat perhatian
pemerintah karena bank merupakan salah
satu
sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Sehingga bank dituntut peransertanya untuk mensukseskan pembangunan melalui
jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Pemberian kredit sangat berguna
bagi masyarakat karena dapat
meningkatkan perekonomian mereka dalam daya guna suatu barang
atau jasa. Salah satu jenis kredit yang diberikan bank adalah kredit investasi.
Dalam hal ini
kredit investasi merupakan bantuan dari pihak bank yang diberikan pada parapengusaha untuk keperluan investasi
yaitu untuk kegiatan yang erat
hubungannya dengan
investasi misalnya untuk mendirikan
suatu proyek
baru,
membangun
pabrik, membeli mesin-mesin,
rehabilitasi serta perluasan usaha. Pemberian kredit investasi mengandung
resiko tertentu, sehingga pihak bank tidak begitu saja memberikannya.
Kredit investasi akan diberikan apabila manajemen
bank merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan
kredit investasi tersebut sesuai dengan waktu yang
telah disepakati, baik pokok
ataupun bunga pinjaman yang
ditetapkan, sehingga bank dapat
menghindari diri dari tidak
tertagihnya kredit
tersebut,
yang
nantinya akan menimbulkan
masalah
kredit macet.
Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen
bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit
yang
lemah, analisis laporan keuangan yang
tidak cermat dan kompetensi dari sumber
daya manusia yang masih lemah. Sehubungan dengan banyaknya kasus-kasus kredit macet yang
disebabkan karena ketidak-mampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya, maka timbul
permasalahan yang
tidak diinginkan seperti kekurangmampuan masing-masing bank menilai mutu
kredit
yang
telah mereka
berikan. Untuk menghindari
terjadinya penyimpangan pemberian
kredit dari semestinya, bank harus
menyusun kebijakan kredit yang
komprehensif dan jelas dengan memperhitungkan berbagai
macam faktor dan kriteria yang menentukan mutu kebijakan
tersebut. Salah satu cara
yang dapat membantu
perusahaan dalam menilai efisiensi dan efektivitas
prosedur pemberian
kredit
adalah dengan adanya audit
internal yang memadai.
Kredit macet dalam
jumlah yang sangat besar akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut operasional bank dan dampak
psikologis yang
terjadi. Dengan adanya
kredit macet,
kegiatan
bank
akan terhambat sebab keuntungan utama bank diperoleh dari selisih bunga simpanan
bank kepada nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Selain
itu, dampak psikologis yang
akan terjadi adalah menurunnya tingkat kepercayaan
masyarakat
terhadap bank.
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini
bertujuan untuk mengetahui dan
menilai peran audit internal di dalam menunjang efektifitas pengendalian internal
terhadap masalah pemberian kredit investasi
pada PT. Bank X.
Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat
deskriptif yaitu meliputi kegiatan pengumpulan data, penyusunan data, dan
analisis data. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian internal
tentang audit internal dalam efektifitas pengendalian internal kredit
investasi. Sedangkan desain dalam penelitian ini berupa studi kasus, dimana
studi kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan
dengan suatu spesifik dari keseluruhan personalitas (Robert K. Yin, 2008;08).
Hasil
Gambaran singkat kredit investasi
Seperti bank
lain pada
umumnya,
maka kredit
di
PT. Bank
Mandiri Kanwil VIII Surabaya juga merupakan sumber penyaluran dana yang
utama sekaligus merupakan sumber pendapatan operasional terbesar. Sebagian besar kredit di Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya diberikan dalam bentuk KreditModal Kerja (KMK) dan Kredit
Investasi (KI) yang berjangka waktu pendek,
menengah, dan panjang.
Kredit investasi yang
diberikan di Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya digunakan untuk
membiayai pengembangan usaha
dalam bentuk pembuatan bangunan usaha (misalnya pembuatan gudang, perluasan bangunan untuk produksi, perluasan bangunan bagian
kantor dan lainnya), pembelian mesin-mesin (misalnya mesin pemintal kapas, mesin
pembuat kain, dan lainnya), kendaraan (misalnya bis,
truk, dan lainnya), dan peralatan.
Sasaran yang ingin dicapai Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya didalam
penyaluran dana
dalam bentuk kredit investasi ini adalah untuk mengembangkan
portofolio kredit
investasi
yang sehat
dan
menguntungkan melalui
pemberian
kredit investasi di kantor cabang yang memperhatikan asas kehati-hatian dengan memfokuskan pada
segmen
pasar
serta
memberikan pelayanan produk
yang
sesuai
dengan kebutuhan peminjam/calon peminjam
Pelaksanaan Pemeriksaan Efektifitas pengendalian intern pengawasan kredit
Aktivitas audit internal
Pelaksanaan Pemeriksaan Efektifitas pengendalian intern pengawasan kredit
Dalam SPFAIB ditetapkan bahwa tugas SKAI adalah melakukan pemeriksaan dan penilaian
atas kecukupan dan
efektivitas dari struktur pengendalian intern. Tim auditor
intern harus mempelajari dan mengevaluasi sistem
pengendalian internal.
Unit RIC Bank Mandiri telah
melakukan
pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas
pengendalian intern pengawasan kredit Bank
Mandiri, yang kurang lebih
implementasinya dijelaskan
dalam tabel
berikut :
No
|
Elemen pengendalian internal yang
harus diperiksa
|
Prosedur yang dilakukan
SKAI Bank Mandiri
|
1.
|
Personil
yang kompeten dan
dapat
dipercaya
|
|
|
Relationship officer/MKA/MKS
secara dini harus
mengetahui segenap permasalahan yang dihadapi nasabahnya.
Relationship
officer/MKA/MKS mampu
memahami laporan keadaan usaha nasabah
serta
mampu menganalisanya
Relationship officer/MKA/MKS memiliki
inisiatif untuk menggali persoalan yang
mungkin ada dalam usaha nasabah,
baik
dari laporan
yang ada maupun
informasi lainnya.
|
Pemeriksaan terhadap formulir
penilaian
hasil prestasi yang diisi oleh analis kredit dan mencocokkan dengan
data-data
pendukungnya, seperti laporan
keuangan, cash flow, dll.
|
2.
|
Pemisahan tugas yang memadai
|
|
|
Petugas bank
yang mengelola
rekening (customer service) secara
aktif memberikan
informasi kepada Relatinship
officer/MKA/MKS,
atas terjadinya pergerakan rekening nasabah, terutama bila pergerakan rekening
kredit yang
diberikan di luar kewajaran.
|
Pemeriksaan
terhadap
file
kredit, untuk melihat apakah informasi rekening
yang ada didalamnya
selalu di-update
atau tidak.
|
Aktivitas audit internal
Aktivitas audit
satuan kerja
audit
internal dalam
melakukan
fungsinya meliputi
audit rutin dan audit khusus (Surprise Audit). Audit rutin dilaksanakan berdasarkan sampling data
dan jadwal yang telah
ditentukan yang
terdapat dalam program kerja pengawasan
tahunan, minimal audit rutin
dilakukan satu kali dalam
setahun. Umumnya audit rutin dilakukan
pada unit kerja/cabang yang
mempunyai pertumbuhan kredit investasi yang
cukup tinggi dan cepat, cabang
yang
mempunyai NPL kredit investasi yang cukup tinggi, cabang yang mempunyai permasalahan kredit/fraud, dsb.
Sedangkan audit khusus hanya dilaksanakan apabila dipandang
penting untuk dilakukan atau adanya permintaan khusus dari kantor pusat.
PEMBAHASAN
1. Audit internal pada perusahaan
a) Kedudukan
Regional Internal Control (auditor
internal) dinilai independen dan obyektif karena tidak terlibat langsung dalam aktivitas operasional yang
rutin sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik dan bertanggungjawab langsung kepada Manajer Regional (Kepala Kanwil).
b) Ruang lingkup audit yang telah dilaksanakan
telah mencakup compliance,
verifikasi, dan evaluasi
terhadap kebijakan dan prosedur
yang ada di PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk
c) Adanya program audit yang merupakan pedoman bagi auditor internal
dalam melaksanakan audit agar audit yang dilakukan tersusun dan
terencana dengan baik.
d) Laporan audit dibuat setelah audit dilakukan, laporan tersebut berisi temuan hasil audit, rekomendasi dan saran mengenai kelemahan yang
ditemukan dengan melampirkan
bukti-bukti yang diperoleh.
e) Adanya tindak lanjut bagian atau obyek yang
diperiksa atas saran dan
rekomendasi yang diberikan oleh tin audit
RIC (audit
internal) dan
kemudian dilakukan pemantauan terhadap tindak lanjut perbaikan yang dilaksanakan bagian yang bersangkutan oleh
audit internal.
2. Pengendalian
internal pemberian kredit pada perusahaan
Pengendalian
internal
pemberian
kredit
pada PT.
Bank
Mandiri dilaksanakan oleh semua bagian yang terkait
mulai dari staf marketing yang mencari calon nasabah kredit yang potensial dan atau calon nasabah kredit yang datang
sendiri. Pada tahap ini staf marketing menilai proposal calon
nasabah yang kemudian
jika
dinilai sudah
cukup baik diteruskan oleh bagian
staf kredit untuk
kemudian ditelaah
kembali semua persyaratan dokumentasi. Kemudian
dinilai agunan yang dijaminkan oleh bagian
appraisal, setelah ini supervisor kredit menelaah kembali semua data dan
jika sudah lengkap dan memadai diteruskan untuk minta
persetujuan komite
kredit yaitu wakil pimpinan cabang bidang pemasaran dan atau pimpinan cabang pembantu. Pimpinan cabang memutuskan jika plafond kredit sesuai dengan batas wewenang memutus
kredit (BWMK) apakah kredit diterima atau ditolak.
Tahapan
proses
pemberian kredit diatas
dilakukan untuk menjaga terlaksananya pengendalian internal pemberian kredit yang efektif pada PT. Bank Mandiri.
Keberadaan auditor internal dalam hal ini tim audit RIC PT.Bank Mandiri mempunyai peranan yang
penting dalam menunjang efektifitas pengendalian internal pemberian kredit
investasi melalui
kegiatannya memeriksa dan mengumpulkan data yang cukup dengan teknik pengambilan sampel yang
memadai pada setiap proses yang harus dilalui dalam pemberian kredit sehingga bagian-bagian yang terkait dalam proses
"PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT INVESTASI PADA PT. BANK X"
"AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT MAJU CITRA KEMIKA SENTOSA"
"PERANAN AUDIT INTERNAL DI DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT INVESTASI"
"PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL DAN MENENGAH" (STUDI KASUS DI KOPERASI PEGAWAI BRI CABANG KEDIRI)
"PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEGIATAN PERKREDITAN"