Wednesday 1 January 2014

"Rp200 Triliun Habis Cuma untuk Impor BBM"

JAKARTA - Kebutuhan akan minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia memang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini yang membuat APBN yang sebesar Rp200 triliun per tahun habis hanya untuk impor.

"Rp200 triliun, itu sama saja membuang anggaran ke laut, tidak ada bekasnya," ucap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat acara penyerahan Surat Keputusan Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2014 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/12/2013).

Menurut Susilo, dengan anggaran sebesar Rp200 triliun apabila dibangun fasilitas penunjang infrastruktur akan lebih bermanfaat ketimbang terus melakukan impor BBM dan minyak mentah.

"Maka kita berkepentingan untuk kurangi impor BBM kita. Mengapa Dirjen EBTKE kami (Rida Mulyana) terus melakukan mandatori 10 persen biodiesel, ini fungsinya untuk mengurangi tingginya impor BBM," ucap Susilo.

Susilo mengungkapkan, untuk tahun 2016 mandatori ini bisa kembangkan lagi menjadi 20 persen. Dan ini menjadi tugas distributor BBM seperti Pertamina menyakinkan kepada konsumen mandatory ini tidak menyebabkan mesin bermasalah.

"Jadi solusi yang dilakukan, mandatori 10 persen terus digalakan, konversi energi minyak ke nonminyak. Kita harus kurangi ketergangtungan impor BBM," pungkasnya. (wdi)


komentar : sangat boros menghabiskan 200 Triliun cuma mengimpor BBM, dengan hal ini harus ada solusi untuk mengurangi anggaran sebanyak itu. dan saya setuju dengan solusi yang dilakukan mandatori 10 persen terus digalakan, konversi energi minyak ke non minyak. Kita harus kurangi ketergantungan impor BBM  


 sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/12/31/19/919745/rp200-triliun-habis-cuma-untuk-impor-bbm 

1 comment:

  1. Review of The Mega Moolah Casino Site - LuckyClub
    A unique casino that offers unique slots, poker, bingo, and table games. It also offers a variety luckyclub.live of different types of games such as video poker,

    ReplyDelete